Tengku Ahmad Kamal Al Riffin, Zul Khairi Amin Zakaria, Yusuf Abd Rahman, Hanafi Ismail, Hanafi Wahid, Mohamad Fouzi Mohd Arsad, dan Mohd Fauzi mengaku datang ke Indonesia untuk mengadiri tabligh akbar yang rencananya akan dilakukan di Jakarta.
Karena batal, mereka mengaku mengganti tujuannya dengan berdakwah di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.
Seperti dimuat laman Bernama, Kamis 6 Agustus 2009, polisi menahan mereka atas dasar laporan warga masyarakat. Polisi pun menginvestigasi mereka. Belum ada informasi apakah ada materi jihad dalam dakwah mereka.
Pasca kejadian bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat 17 Juli 2009 lalu, kewaspadaan diarahkan ke negeri jiran.
Sebab, kejadian bom bunuh diri tersebut diduga didalangi Noordin M Top, yang adalah orang Malaysia.
Lebih jauh, teror di Indonesia diduga bermula dari sebuah sekolah agama di Ulu Tiram, Johor, Malaysia.
Daerah Ulu Tiram, Johor bukan kini masuk dalam peta teroris Asia Tenggara. Menurut mertua Mukhlas, terpidana mati Bom Bali, sebut saja Abbas, Noordin M Top dan Azahari dipertautkan di daerah tersebut.
Dari Ulu Tiram, Noordin dan Azahari lalu menuju Indonesia, mengubah drastis statusnya dalam masyarakat, dari akademisi menjadi 'teroris'.
"Saat menjabat sebagai kepala Madrasah Lukmanul Hakiem, Noordin dikenal sebagai pria yang sangat baik," kata dia, seperti dikutip laman berita Malaysia, Daily Express.
Madrasah tersebut lantas ditutup pemerintah Johor karena diduga didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar, yang sempat dikait-kaitkan dengan jaringan teroris.
sumber : vivanews.com
NB : perbedaan antara polisi indonesia dan malaysia adalah, biasanya kalau polisi malaysia menangkap orang indonesia selalu main hakim sendiri, main pukul, main tendang,main hajar dan berkelakuan tidak pantas terhadap warga asing. tapi jika polisi indonesia selalu menghormati dan bersikap baik dengan orang yang di tangkap, apa lagi yang di tangkap warga asing, polisi indonesia akan bersikap bijaksana dan tidak mau main pisik, itulah ciri2 polisi indonesia. bertindak dengan akal sehat dan berpendidikan.
2 komentar:
Wakakak...gw orang Indonesia dan tidak suka sama Malaysia. Tapi kalau sama Polisi Indonesia tidak salut tuh. Coba yang ditangkap pribumi dan miskin, pasti dipukuli. Orang asing diperlakukan baik karena berharap disuap.
Kepolisian Konawa, Sulawesi Utara menahan tujuh warga negara Malaysia pada Selasa 4 Agustus 2009. Mereka ditahan karena melanggar aturan imigrasi, dengan melakukan serangkaian dakwah di Indonesia.
Tengku Ahmad Kamal Al Riffin, Zul Khairi Amin Zakaria, Yusuf Abd Rahman, Hanafi Ismail, Hanafi Wahid, Mohamad Fouzi Mohd Arsad, dan Mohd Fauzi mengaku datang ke Indonesia untuk mengadiri tabligh akbar yang rencananya akan dilakukan di Jakarta.
Karena batal, mereka mengaku mengganti tujuannya dengan berdakwah di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.
Seperti dimuat laman Bernama, Kamis 6 Agustus 2009, polisi menahan mereka atas dasar laporan warga masyarakat. Polisi pun menginvestigasi mereka. Belum ada informasi apakah ada materi jihad dalam dakwah mereka.
Pasca kejadian bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat 17 Juli 2009 lalu, kewaspadaan diarahkan ke negeri jiran.
Sebab, kejadian bom bunuh diri tersebut diduga didalangi Noordin M Top, yang adalah orang Malaysia.
Lebih jauh, teror di Indonesia diduga bermula dari sebuah sekolah agama di Ulu Tiram, Johor, Malaysia.
Daerah Ulu Tiram, Johor bukan kini masuk dalam peta teroris Asia Tenggara. Menurut mertua Mukhlas, terpidana mati Bom Bali, sebut saja Abbas, Noordin M Top dan Azahari dipertautkan di daerah tersebut.
Dari Ulu Tiram, Noordin dan Azahari lalu menuju Indonesia, mengubah drastis statusnya dalam masyarakat, dari akademisi menjadi 'teroris'.
"Saat menjabat sebagai kepala Madrasah Lukmanul Hakiem, Noordin dikenal sebagai pria yang sangat baik," kata dia, seperti dikutip laman berita Malaysia, Daily Express.
Madrasah tersebut lantas ditutup pemerintah Johor karena diduga didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar, yang sempat dikait-kaitkan dengan jaringan teroris.
sumber : vivanews.com
NB : perbedaan antara polisi indonesia dan malaysia adalah, biasanya kalau polisi malaysia menangkap orang indonesia selalu main hakim sendiri, main pukul, main tendang,main hajar dan berkelakuan tidak pantas terhadap warga asing. tapi jika polisi indonesia selalu menghormati dan bersikap baik dengan orang yang di tangkap, apa lagi yang di tangkap warga asing, polisi indonesia akan bersikap bijaksana dan tidak mau main pisik, itulah ciri2 polisi indonesia. bertindak dengan akal sehat dan berpendidikan.
org indon tolak dakwah...
adakah slah sesorg muslim itu berdakwah..
nabi dlu pon berdakwah....
Kepolisian Konawa, Sulawesi Utara menahan tujuh warga negara Malaysia pada Selasa 4 Agustus 2009. Mereka ditahan karena melanggar aturan imigrasi, dengan melakukan serangkaian dakwah di Indonesia.
Tengku Ahmad Kamal Al Riffin, Zul Khairi Amin Zakaria, Yusuf Abd Rahman, Hanafi Ismail, Hanafi Wahid, Mohamad Fouzi Mohd Arsad, dan Mohd Fauzi mengaku datang ke Indonesia untuk mengadiri tabligh akbar yang rencananya akan dilakukan di Jakarta.
Karena batal, mereka mengaku mengganti tujuannya dengan berdakwah di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.
Seperti dimuat laman Bernama, Kamis 6 Agustus 2009, polisi menahan mereka atas dasar laporan warga masyarakat. Polisi pun menginvestigasi mereka. Belum ada informasi apakah ada materi jihad dalam dakwah mereka.
Pasca kejadian bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat 17 Juli 2009 lalu, kewaspadaan diarahkan ke negeri jiran.
Sebab, kejadian bom bunuh diri tersebut diduga didalangi Noordin M Top, yang adalah orang Malaysia.
Lebih jauh, teror di Indonesia diduga bermula dari sebuah sekolah agama di Ulu Tiram, Johor, Malaysia.
Daerah Ulu Tiram, Johor bukan kini masuk dalam peta teroris Asia Tenggara. Menurut mertua Mukhlas, terpidana mati Bom Bali, sebut saja Abbas, Noordin M Top dan Azahari dipertautkan di daerah tersebut.
Dari Ulu Tiram, Noordin dan Azahari lalu menuju Indonesia, mengubah drastis statusnya dalam masyarakat, dari akademisi menjadi 'teroris'.
"Saat menjabat sebagai kepala Madrasah Lukmanul Hakiem, Noordin dikenal sebagai pria yang sangat baik," kata dia, seperti dikutip laman berita Malaysia, Daily Express.
Madrasah tersebut lantas ditutup pemerintah Johor karena diduga didirikan oleh Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar, yang sempat dikait-kaitkan dengan jaringan teroris.
sumber : vivanews.com
NB : perbedaan antara polisi indonesia dan malaysia adalah, biasanya kalau polisi malaysia menangkap orang indonesia selalu main hakim sendiri, main pukul, main tendang,main hajar dan berkelakuan tidak pantas terhadap warga asing. tapi jika polisi indonesia selalu menghormati dan bersikap baik dengan orang yang di tangkap, apa lagi yang di tangkap warga asing, polisi indonesia akan bersikap bijaksana dan tidak mau main pisik, itulah ciri2 polisi indonesia. bertindak dengan akal sehat dan berpendidikan.
Posting Komentar
kasih pendapat anda,