SELAMAT DATANG DI BLOG MALAYCELAKA, CELAKALAH ORANG - ORANG MALAYSIA YANG TELAH MENYIKSA TKI INDONESIA, DAN SEGALA AKSI TINDAKAN BODOH NYA TERHADAP BANGSA INDONESIA.PENULIS TIDAK SEDANG BERPERANG, TAPI PENULIS SEDANG MENYENTIL LEWAT TULISAN.

MALINGSIA ibarat VIRUS, dia telah menggerogoti wilayah kita indonesia. blog dan web yang menghina kesatuan indonesia kini bertebaran di dunia maya. itu bukan penghormatan, melainkan penghinaan besar terhadap negara kita indonesia. apa kesan anda setelah membaca dan melihat semua itu? pasti sakit, kecewa, dan terasa terinjak - injak harga diri kita. apa lagi saudara kita yang pernah tersiksa di sana, sudah pasti menimbulkan luka yang sangat dalam. apakah kita cuma tinggal diam melihat semua itu? sudah barang tentu tidak!!!untuk itu sudah saatnya kita bangkit, sudah saatnya kita sadar, sudah saatnya kita peduli terhadap bangsa kita sendiri yaitu indonesia. kalo bukan kita, siapa lagi? mari kita perangi bersama untuk malingsia yang suka menghina dan menyakiti saudara kita. !

PM Najib: RI Harus Tertibkan Demo atau Warga Malaysia Murka


Jakarta - PM Datuk Seri Najib Tun Razak memperingatkan pemerintah Indonesia bertindak cepat meredakan demonstrasi di Tanah Air. Jika tidak, akan berisiko menimbulkan murka warga Malaysia.

Najib menangkis pihaknya lunak dalam menyikapi demonstrasi di perwakilan Malaysia di Jakarta. Dia menyatakan, jika demo itu terus berlanjut, bisa menimbulkan aksi kemarahan balasan.

"Saya berharap pemerintah Indonesia tidak akan membiarkan demonstrasi warga mereka - yang dibayar oleh beberapa kalangan - untuk membuat kerusuhan," katanya pada Sabtu kemarin seperti dilansir The Star, Minggu (29/10/2010).

Najib menyatakan, pihaknya menjamin situasi di Malaysia di bawah kendali. Namun yang paling penting, seharusnya tidak mengarah ke situasi yang membahayakan hubungan bilateral kedua negara.

"Warga Malaysia harus tetap tenang dan tidak reaktif pada setiap provokasi," katanya.

Najib juga menekankan semua warga negara harus menghormati hukum negara. Tindakan tegas akan diberlakukan pada mereka yang melanggar UU dan pengadilan akan menjatuhkan hukuman.

Demo terakhir yang terjadi di Kedubes Malaysia di Jakarta terjadi pada Kamis (26/8). Penjagaan perwakilan Malaysia di Indonesia diperketat, demikian juga dengan rumah dinas Dubes. Demo ini terkait peristiwa di perairan Pulau Bintan 13 Agustus pukul 21.00 WIB yang menyebabkan 3 petugas KKP ditahan hingga 16 Agustus oleh polisi Johor. Banyak tokoh dan anggota DPR menuding kurang tegasnya pemerintah dalam berdiplomasi dengan Malaysia.(nrl/anw)

sumber : detik.com
catatan :
PM Datuk Seri Najib Tun Razak memperingatkan pemerintah Indonesia bertindak cepat meredakan demonstrasi di Tanah Air. Jika tidak, akan berisiko menimbulkan murka warga Malaysia.

kepada yang terhormat PM datuk seri najib tun razak, apa tidak terbalik tuh dengan ancaman
anda? indonesia beredemonstrasi karena ulah siapa? tolong jawab pake otak kamu yang botak itu wahai yang mulia. seharusnya yang mulia tidak pantas berkata begitu, seharusnya yang mulia menghimbau dan mengajarkan kepada rakyat anda yang semakin hari semakin bodoh dan membuat ulah terhadap indonesia. masih untung hanya sebagian kecil saja yang berdemo, itu berati rakyat indonesia masih bisa menahan emosi dan sabar, tapi liat saja kalo sudah batas kesabarannya habis jangan sebut indonesia kalo negara yang mulia akan digusurr! camkan itu!!!

Surat dari Malaysia: Kebanggaan Kami Diinjak


"Apakah mereka menyadari bahwa dua juta orang Indonesia tinggal di sini, mencari uang."

VIVAnews - Demonstrasi anti-Malaysia marak digelar di Jakarta. Tak hanya menyuarakan protes, para demonstran juga membakar bendera Malaysia. Aksi Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) pada Senin lalu, bahkan lebih parah.

Kotoran manusia dilempar ke Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dan lalu dioles-oleskan ke bendera Jalur Gemilang. Publik Malaysia yang biasanya tenang-tenang saja, bergolak. Aksi ini dianggap sebagai sebuah penghinaan.

Situs berita The Star hari ini, Jumat, 27 Agustus 2010 memuat surat dari seorang pembaca berisi curahan hati seorang warga Malaysia di Kuala Lumpur.

"Saya pikir tak ada salahnya setuju dengan pernyataan Menteri Luar Negeri, kita orang Malaysia sudah habis kesabaran dengan sikap tetangga kita dan ancaman yang disuarakan justru di bulan suci ini.

Terlihat jelas di mata saya bahwa ada lebih dari satu organisasi di Indonesia yang menginginkan pertumpahan darah dengan Malaysia.

Apakah mereka menyadari bahwa dua juta orang Indonesia tinggal di sini, mencari uang yang sebagian besar mereka kirim ke kampung halaman, membantu keluarganya agar bisa hidup lebih baik?

Apakah mereka tahu ada berapa orang Indonesia yang mengaku bekerja di Malaysia namun akhirnya jadi kriminal?

Kami harus menanggung akibatnya dan kami mengerti, bukan pada tempatnya untuk menyalahkan semua warga Indonesia hanya untuk kesalahan yang dilakukan segelintir orang lain.

Namun menjadi tetangga yang ramah dan terus berusaha baik, imbalan yang kami dapatkan justru menyakitkan. Kebanggaan kami diinjak, dihina dengan segala ejekan.

Saya mengerti aksi ini tidak merefleksikan sentimen mayoritas bangsa Indonesia. Namun, ketika saya melihat televisi, jumlah orang yang merasa tidak senang terus bertambah.

Pemerintah mereka minta kita mengabaikan kelompok itu, untuk mempertahankan hubungan bilateral. Tapi untuk berapa lama lagi? Mereka tak mengambil tindakan apapun.

Berapa lama lagi kami harus mentolerir ini?

Saya membayangkan jika situasinya dibalik, kita, orang Malaysia, yang melakukan protes tak senonoh itu. Apakah kita bisa memberi tahu mereka untuk mengabaikan apa yang terjadi? Masalah yang berpotensi menggigit ini seharusnya diselesaikan sejak awal, sebelum makin buruk.

Untuk warga manusia, saya pikir ini saatnya kita menahan diri ke Indonesia, untuk kunjungan wisata, tur, dan aktivitas lain di Indonesia.

Untuk pemerintah Malaysia, saatnya kita berdiri dan melindungi kebanggaan bangsa kita. Sebagai bangsa Malaysia, saya tidak dapat menerima tindakan ini terutama ketika kita akan merayakan Hari Kemerdekaan kita minggu depan." (kd)

sumber : vivanews.com

catatan : "Apakah mereka menyadari bahwa dua juta orang Indonesia tinggal di sini, mencari uang."

Pernyataan diatas saya balik apakah mereka orang malaysia tidak menyadari bahwa mencuri dilaut indonesia bukan suatu tindakan kriminal dan melanggar batas perairan indonesia? orang malaysia harus jeli dan harus bisa membedakan antara kata bekerja dan mencuri. kalau orang indonesia dimalaysia itu bekerja merupakan tindakan yang wajar sah, dan ilegal, tidak merugikan pemerintah malaysia dan warga malaysia. tapi kalau warga malaysia mencuri dan melanggar batas wilayah perairan indonesia apa boleh dibilang tindakan yang wajar? tolong warga malaysia kalau mikir pakai otak yang waras. dari dulu sampai sekarang malaysia tidak pernah beripikir dan menyadari bahwa tindakan yang dilakukan orang - orang indonesia disini merupakan tindakan rasa kecewa terhadap sikap kamu wahai malaysia yang selalu membuat ulah. jangan kamu peripikiran dengan banyaknya TKI indonesia dimalaysia menjadikan negara kamu yang paling kaya dan banyak uang, justru sebenarnya malah sebaliknya negara kamu menjadi negara yang besar kepala dan sombong. dan kalau kamu mau pikir pakai otak yang paling sehat dan masuk akal lagi adalah sakitan mana antara siksaan orang malaysia terhadap TKI indonesia dengan bendera kamu yang dibakar dan dilempari kotoran oleh orang indonesia? sudah jelas anda malaysia pantas mendapatkan apa yang harus dilakukan orang indonesia terhadap bendera kamu. gimana sakit tidak kalau harga diri kamu dan bendera kamu diinjak-injak? haha dasar malingasia negara sampah!

Waspadai Insiden Bintan Berakhir Seperti Sipadan Ligitan


Jakarta (ANTARA) - Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana meminta Pemerintah mewaspadai insiden pengawas perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan Bintan, Kepulauan Riau, berakhir seperti kasus Sipadan dan Ligitan.

"Perlu kita cermati secara mendalam, insiden perairan Bintan jangan sampai menjadi strategi untuk mengklaim perairan Bintan sebagai wilayah kedaulatannya," kata Suhana di Jakarta, Kamis.

Seperti diketahui hingga saat ini perundingan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di perairan Bintan tempat terjadinya insiden masih mengalami kebuntuan, ujar Suhana. Untuk itu Pemerintah perlu tegas terhadap sikap Malaysia atas insiden tersebut.

Menurut dia, Pemerintah Malaysia sebelumnya juga pernah mengklaim wilayah perairan tersebut sebagai wilayah kedaulatannya dengan mengeluarkan peta, namun Pemerintah Indonesia sudah melayangkan penolakan atas peta tersebut.

Namun demikian upaya Malaysia untuk mengklaim perairan tersebut ternyata tidak berhenti sampai disitu, mereka terus melakukan berbagai upaya untuk menunjukkan bahwa perairan tersebut masuk kedalam kedaulatan mereka, lanjutnya.

"Karena itu jangan sampai kelengahan pengawas perikanan Indonesia dimanfaatkan. Kita tahu bahwa jumlah hari operasi Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan tahun 2010 ini mengalami penurunan dari 180 hari menjadi 100 hari, akibatnya pengawasan pencurian ikan di perairan Indonesia menjadi lengah," tegas Suhana.

Sehingga tidak heran kalau aktivitas pencurian ikan di perairan Indonesia saat ini cenderung meningkat, katanya.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010) menunjukan bahwa sampai akhir Juni 2010 tercatat dari 116 kapal ikan ilegal yang tertangkap kapal pengawas perikanan, 112 diantaranya merupakan kapal ikan asing, termasuk kapal Malaysia.

Berkurangnya hari operasi kapal pengawas tersebut, ia berpendapat sebagai dampak dari kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan yang merealokasi anggaran di (KKP) Tahun 2010.

"Kami menduga ada kesengajaan lima kapal nelayan Malaysia melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Bintan. Karena bila tidak ada tindakan protes dari aparat Indonesia, mereka dapat mengklaim perairan tersebut merupakan wilayah kedaulatannya," lanjut Suhana.

Ia mengatakan jika melihat kembali dokumen beralihnya Pulau Sipadan dan Ligitan, di mana perundingan Indonesia dan Malaysia saat itu mengalami kebuntuan dan akhirnya disepakati status quo.

Namun dalam kondisi status tersebut Pemerintah Malaysia telah memanfaatkan kelengahan Pemerintah Indonesia atas pengawasan terhadap kedua pulau tersebut dengan cara memberikan izin untuk membuat berbagai sarana wisata.

"Upaya tersebut berhasil dilakukan karena tidak ada protes dari Pemerintah Indonesia," tegasnya.

Dalam Sidang Mahkamah Internasional Tahun 2002, sempat memutuskan bahwa tidak satu pun dari Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang berhak atas Pulau Ligitan dan Sipadan berdasarkan traktat.

Namun pertimbangan Mahkamah selanjutnya berpihak pada yang memiliki hak kepemilikan (title) atas pulau-pulau sengketa berdasarkan penguasaan efektif (effectivites) yang diajukan oleh mereka.

Dalam kaitan ini, Suhana menjelaskan Mahkamah menentukan apakah klaim kedaulatan para pihak berdasarkan kegiatan-kegiatan yang membuktikan adanya suatu tindakan nyata, pelaksanaan kewenangan secara terus menerus terhadap kedua pulau, antara lain misalnya (adanya) itikad dan keinginan untuk bertindak sebagai perwujudan kedaulatan.

Berdasarkan effectivites tersebut maka pada tanggal 17 Desember 2002 Mahkamah Internasional mengakui penguasaan efektif yang telah dilakukan oleh Pemerintah Malaysia atas Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan, dan selama penguasaan efektif tersebut tidak ada gugatan atau protes dari pemerintah Indonesia.

"Karena itu kami mendesak Pemerintah untuk tegas dalam perundingan terkait perbatasan, segera meningkatkan pengawasan di perbatasan, dan menekan negara lain yang tidak segera menyelesaikan perundingan perbatasan dengan meninjau kembali kerja sama yang telah dilakukan dua negara," ujar Suhana.

sumber : id.news.yahoo.com

catatan : "Kami menduga ada kesengajaan lima kapal nelayan Malaysia melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Bintan. Karena bila tidak ada tindakan protes dari aparat Indonesia, mereka dapat mengklaim perairan tersebut merupakan wilayah kedaulatannya," lanjut Suhana.

Menlu Siapkan Nota Protes ke Malaysia

Kementerian Luar Negeri belum melempar nota protes kepada Malaysia.

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah memerintah anak buahnya diKedutaan Besar RI di Kuala Lumpur dan Konsulat Jenderal RI di Johor Baru untuk menangani kasus penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau oleh Marine Police Malaysia (MPM).

Informasi itu disampaikan Juru Bicara Kementrian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, melalui pesan singkat kepada VIVAnews, Minggu, 15 Agustus 2010.

Sejauh ini, Kementrian Luar Negeri masih menunggu perkembangan penanganan. "Nota protes akan disampaikan setelah ada data atau koordinat terkait lokasi peristiwa dari pihak DKP dan dipetakan oleh pihak Dinas Hydro TNI AL," katanya.

Tiga petugas itu ditangkap di perairan Tanjung Berakit, Bintan, sekitar pukul 22.00 waktu setempat, Jumat, 13 Agustus 2010. Mereka adalah Asriadi, Erwan, dan Selvogrevo. Mereka ditangkap ketika sedang melakukan patroli di area perbatasan Indonesia Malaysia.

Penangkapan terjadi tidak lama setelah ketiganya menahan tujuh nelayan asal Malaysia yang melakukan aktivitas mencurigakan di kawasan perbatasan laut. (umi)

sumber : VIVAnews
catatan : Sebenarnya kalau tidak ada asap tidak mungkin ada api. untuk apa kapal malaysia berada diperairan indonesia? bukanya sudah ada batas wilayah masing2? kalo kapal malaysia tidak masuk kewilayah indonesia buat apa petugas patroli indonesia menegur kapal malaysia? apa yang sedang kau lakukan wahai kapal2 yang mencurigakan ?

Kapal Patroli RI ditembaki kapal patroli Malaysia

BATAM--MI: Kapal patroli Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepulauan Riau, ditembaki petugas patroli Diraja Malaysia di perairan Indonesia sekitar Kepulauan Riau, Jumat (13/8) malam. Tiga petugas DKP ditahan di Malaysia, sedangkan 7 nelayan Malaysia dibawa ke Mapolair Kepolisian Daerah Kepri di Batam.


Peristiwa itu terjadi saat petugas patroli DKP mendapati nelayan Malaysia melakukan pencurian ikan di perairan Tanjungberakit Bintan, Kepri, Jumat malam. Saat petugas patroli hendak mengamankan para nelayan dan lima buah kapalnya, tiba-tiba kapal petugas DKP ditembaki Polisi Diraja Malaysia, sebanyak 2 kali. Polisi Malaysia meminta agar para nelayan mereka dilepaskan.

Menurut Hermanto, pegawai DKP, tiga petugas DKP yang membawa kapal nelayan milik Malaysia dibawa oleh Polisi Diraja Malaysia. Sedangkan tujuh nelayan Malaysia dibawa ke Markas Polair Polda Kepri untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, Kepala Polda Kepri Brigadir Jenderal Polisi Puji Hartanto berjanji mengoordinasikan masalah itu dengan Polisi Diraja Malaysia dan pemerintah pusat.(*/MTV/X-11)

sumber : mediaindonesia

TKI Dianiaya Sampai Gila di Malaysia

Pandangan mata Ida kosong. Ia sering marah-marah tanpa alasan jelas.
VIVAnews - Kekerasan terhadap pekerja asal Indonesia di Malaysia tak kunjung berhenti. Kali ini korbannya Ida Suhaini (25), asal Desa Ambawang Kuala, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Ida yang berangkat dalam kondisi fisik prima, kini sangat mengenaskan. Kekerasan fisik yang kerap dialaminya membuat dia tak hanya tulang berbalut kulit tapi juga sampai lupa ingatan.

Hasinah (60), ibunda Ida mengungkapkan, saat pulang ke rumah Selasa 3 Agustus 2010 lalu, Ida terlihat lemah. Tetapi dia masih sempat menuturkan peristiwa yang dialaminya di Malaysia.

Selama bekerja di Malaysia, Ida mengaku menjadi sasaran siksaan majikannya. Kepala dan seluruh tubuhnya tidak ada yang luput dari pukulan balok kayu. Bekas pukulan di kepala Ida masih terlihat jelas.

"Anak saya ini bekerja di Miri, Malaysia sebagai pembantu rumah tangga enam tahun yang lalu. Dia diajak temannya pergi ke Malaysia," kata Hasinah saat ditemui di rumahnya.

Saat itu semua urusan surat menyurat (paspor) sudah ada yang menanggung. "Pokoknya anak saya itu hanya tahu beres aja. Siapa nama majikannya pun anak saya tak tahu secara persis. Eh… pulangnya dia malah menjadi gila," kata Hanisah sambil menahan isak tangis, Sabtu 7 Agustus 2010.

Selama di Malaysia, Ida mengaku hanya diberi makan nasi yang dicampur dengan garam. “Jika menolak akan terus dipaksa sampai mau,” ujar Hanisah seraya menambahkan Ida tiba di rumahnya empat hari lalu. Majikannya sempat mengantarkan Ida sampai terminal bis Kuching, Malaysia. Ida diantar naik bus menuju Kubu Raya. "Tapi hanya sampai situ. Ida juga tak bawa gajinya sama sekali," kata Hasinah.

Yang membuat Hasinah sedih, sejak tiga hari lalu, perilaku anaknya mulai berubah. Lebih banyak bengong. Pandangan matanya kosong dan takut bertemu orang. Jika ada orang, Ida langsung menghindar sambil gemetar ketakutan. Ida juga sering marah-marah tanpa alasan jelas.

Hanisah menuturkan, berbagai cara sudah dilakukan untuk menyembuhkan anaknya, mulai dari pemeriksaan ke Rumah Sakit Jiwa di Pontianak sampai pengobatan ke orang-orang pintar atau dukun kampung . Namun, usaha itu selalu gagal.

"Siapa coba yang tega melihat anaknya gila. Saya bingung harus mengadu ke mana lagi, sementara uang saya sudah habis untuk mengobati anak saya itu. Saya sampai jual Kambing,” kata Hanisah lirih. (sj)

sumber : vivanews.com
Catatan : saya tidak pernah bosan dan menyerah menampilkan berita - berita mengenai buruknya tindakan negara malaysia dan malangnya nasib TKI yang disiksa dimalaysia. ini sudah merupakan tindakan biadap dan sangat merugikan orang indonesia yang bekerja dimalaysia sebagai TKI. bayangkan berangkat dari indonesia dengan fisik prima pas sampai disana disiksa, dianiaya bahkan sampai gila itu sudah merupakan tindakan tidak wajar. sedih juga melihat penomena ini, dari hari ke hari, waktu ke waktu sampai bertahun - tahun tindakan malaysia terhadap TKI tidak pernah berubah, bahkan kelakuannya semakin buruk. padahal sudah ada perjanjian khusus masalah tenaga kerja antara pemerintah malaysia dengan indonesia tetapi hasilnya nihil dan malaysia tidak pernah menunjukan sikap baik terhadap TKI dari indonesia. sampai disini jelas bahwa malaysia masih negara primitif yang gemar menyiksa orang dan sikap bodohnya itu menujukan bahwa malaysia adalah negara mundur, bobrok dalam sikap dan moral.

Malaysia Mencuri Batu Bara Indonesia


Pencurian Besar Terungkap ... Malaysia Mencuri Batu Bara Indonesia Melalui Terowongan Bawah Tanah Dan Itu Sudah Terjadi Selama Bertahun - Tahun - Malaysia diduga telah mencuri batubara di kawasan Sintang, Kalbar sejak 1999-2008. Hal itu terjadi karena tambang Malaysia di Sarawak di perbatasan telah menjorok ke darat wilayah Sintang, Kalbar Indonesia.
Dugaan eksploitasi batubara itu terjadi di Bukit Selantik Kawasan Kelingkang, Desa Jasa kabupaten Sintang, Kalbar. Aktivitasnya sudah berlaku sejak 1999 - 2008. Padahal lokasi itu sudah sering disurvey sebagai lahan potensi batubara oleh Indonesia tapi hingga kini belum ada eksploitasi.

Diam diam Malaysia sudah lama melakukan eksploitasi di dekat lokasi tersebut, namun operasionalnya berada di kawasan negaranya yang berbatasan langsung dengan Sintang. Kecurigaan itu bermula ketika banyak petugas keamanan melakukan penjagaan ketat di dekat wilayah Kranggas Gayau Sarawak Malaysia yang tepat berseberangan dengan Bukit Selantik, Sintang. Padahal di tempat itu hanya terhampar perkebunan sawit.

Tabir itu terkuak berkat seorang pemuda Indonesia yang menjadi TKI di Malaysia kebetulan ikut bekerja di tempat perkebunan sawit. TKI tersebut memiliki saudara sepupu yang sudah menjadi warga Malaysia dan bekerja di lokasi tambang batu bara itu. Ia terkejut ketika melihat sebuah terowongan besar yang menghubungkan antara Kranggas, Malaysia dengan desa Jasa, wilayah Indonesia. Jadi menurut keterangan dua pemuda itu, terowongan besar menghubungkan daerah perbatasan untuk mengangkut batubara.

Menanggapi hal tersebut, gubernur Kalbar Cornelis telah kirim surat kepada Mendagri dan meminta segera investigasi terhadap laporan masyarakat di Desa Jasa, Ketungau Hulu, kabupaten Sintang. "Pemerintah Malaysia bisa diprotes Indonesia jika benar ada dugaan pencurian kawasan tambang batubara di Kabupaten Sintang. Kalau batas negara dilanggar, tembak saja," tegas Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta, Jumat (2/7) seperti dikutip surya.co.id.

Jenderal George Toisutta menegaskan hal tersebut saat peresmian Markas Komando Daerah Militer (Kodim) XII Tanjungpura di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pihaknya akan segera mengecek kebenaran informasi warga Kalbar tersebut. Surat pengaduan itu juga telah dikirim ke pemerintah pusat dan berharap agar segera disikapi serius atas pengaduan masyarakat mengenai dugaan tambang batubara Malaysia yang sudah masuk wilayah Indonesia.

catatan : lagi lagi mencuri hehe gak ada matinya.
sumber : http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=22962

Anwar Ibrahim

Anwar Ibrahim
saat ini generasi muda Malaysia hanya mengenal Indonesia dari TKI dan lagu “rasa sayange” yang diributkan. Mereka kurang mengenal tokoh pemikir Indonesia seperti Mohammad Natsir dan Buya Hamka. dengan kata lain pemuda malaysia tidak tau apa - apa tentang indonesia mereka buta sejarah indonesia.

Pengunjung Online

Statistik Pengunjung

website hit counter

Tukar Link

dari Bung Admin

jangan hanya ada kejadian TKI kita ingin di penggal lehernya,dihukum pancung,disiksa,dan diperkosa kita baru menyadarinya, tapi pemerintah kita harus melek dan berbuat sebelum semua itu terjadi. negara indonesia harus serius dalam menangani masalah TKI indonesia. karena ini menyangkut masalah nyawa, tenaga dan harga diri indonesia dimata dunia khususnya dinegara malaysia dan arab saudi yang sudah menjadi langganan masalah dalam hal TKI.

efek dari sulitnya lapangan kerja di indonesia, dan minimnya peluang kerja bagi rakyat miskin membuat rasa tidak percaya rakyat indonesia terhadap pemerintahnya, hal inilah yang mendorong, memicu bagi segelintir warga indonesia untuk hijrah mencari rejeki dinegara lain.

apakah hal ini salah? atau siapa yang harus disalahkan, pemerintah atau rakyatnya?

Alasan Benci Malaysia

Kenapa Orang Indonesia benci malaysia?
mau tau alasanya?

masukan kata sesuka anda.

Dari Bung Admin

akibat kebodohan generasi muda malaysia, sehingga
pemuda - pemuda malaysia tidak mampu menyebut
kata indonesia.

Perlu saya luruskan bahwa, menyebut kata indonesia
bukan indon, tapi INDONESIA.
untuk itu pemuda - pemuda malaysia
harus banyak belajar lagi. dan jangan mau di bilang
pemuda bodoh dan tak berpendidikan.

Pengikut