SELAMAT DATANG DI BLOG MALAYCELAKA, CELAKALAH ORANG - ORANG MALAYSIA YANG TELAH MENYIKSA TKI INDONESIA, DAN SEGALA AKSI TINDAKAN BODOH NYA TERHADAP BANGSA INDONESIA.PENULIS TIDAK SEDANG BERPERANG, TAPI PENULIS SEDANG MENYENTIL LEWAT TULISAN.

MALINGSIA ibarat VIRUS, dia telah menggerogoti wilayah kita indonesia. blog dan web yang menghina kesatuan indonesia kini bertebaran di dunia maya. itu bukan penghormatan, melainkan penghinaan besar terhadap negara kita indonesia. apa kesan anda setelah membaca dan melihat semua itu? pasti sakit, kecewa, dan terasa terinjak - injak harga diri kita. apa lagi saudara kita yang pernah tersiksa di sana, sudah pasti menimbulkan luka yang sangat dalam. apakah kita cuma tinggal diam melihat semua itu? sudah barang tentu tidak!!!untuk itu sudah saatnya kita bangkit, sudah saatnya kita sadar, sudah saatnya kita peduli terhadap bangsa kita sendiri yaitu indonesia. kalo bukan kita, siapa lagi? mari kita perangi bersama untuk malingsia yang suka menghina dan menyakiti saudara kita. !

Kisah 9 TKI Asal Jabar Ditipu di Malaysia


Uang Rp5 juta yang dipinjam dari tetangga dan saudara ludes. Paspor pun dibawa kabur.

Perbaikan taraf hidup menjadi harapan besar bagi semua orang. Berbagai upaya meraih kesuksesan pun dilakukan. Perjuangan hidup 9 TKI asal Kabupaten Indramayu Jawa Barat ini salah satunya.

Berharap mendapatkan uang yang banyak, 9 TKI ini mengadu nasib ke Malaysia. Harapan mendapat ringgit pun pupus sudah. Kesembilan TKI itu antara lain, Kasirin (29), Zainal Abidin (24), Taofik Hidayat (33), Tamamun (22), Lukman (22), Jumari (23), Damin (47), Kaeron (30) dan Suganda (37).

Suganda menuturkan, pada awal Desember 2011 lalu, ia bersama rekan-rekannya itu berangkat ke Malaysia. Rencananya mereka akan bekerja sebagai perawat perkebunan kelapa sawit di Miri, Malaysia.

“Awalnya saya mendapat informasi dari teman. Waktu sih janjinya akan kerja jadi perawat kebun kelapa sawit di Miri. Saya pun langsung mengajak teman-teman untuk ikut gabung,” kata Suganda pada VIVAnews, 20 Januari 2012.

Menurut Suganda, ia dan teman-temannya pergi ke Malaysia tanggal 8 Desember 2011. “Gaji yang dijanjikan itu Rp5 juta tanpa potongan apapun. Saya pun menyanggupinya,” tutur Suganda.

Suganda menceritakan, uang untuk keberangkatannya ke negeri jiran itu didapat dari pinjaman pada sejumlah tetangga dan keluarga di Indramayu. “Saya meminjam uang pada tetangga dan keluarga Rp5 juta untuk keperluan administrasi paspor dan transportasi dari kampung ke Malaysia,” ucapnya.

“Sekarang saya benar-benar sedih. Saya malu sama keluarga. Sekarang saya tidak punya uang sepeser pun, saya bingung harus bayar utang Rp5 juta itu pakai apa. Semua teman-teman pun tidak punya uang lagi,” ucap Suganda.

Suganda menuturkan, bersama rekannya, ia menginap di Jakarta satu malam. Keesokan harinya baru bertolak ke Pontianak. “Dari Bandara Supadio Pontianak saya sudah dijemput langsung oleh seseorang memakai sebuah mobil untuk menuju Miri, Malaysia,” kata Suganda.

Setelah dua hari perjalanan, kata Suganda, ia bersama rekannya tiba di Miri, Malaysia. Di sepanjang perjalanan, tak sepatah kata pun keluar dari si pembawa mobil itu.

“Pokoknya dalam perjalanan itu tidak ada omongan apa-apa, seperti bisu saja orang itu,” kata Suganda. “Yang jemput kami itu ada dua orang, sopir dan penunjuk jalan. Saya bersama teman-teman diturunkan di tengah hutan Miri, Malaysia. Ada sebuah gubuk kecil di hutan itu. Mereka bilang, kalian tunggu saja di sini dulu ya, nanti kami jemput lagi,” kata Suganda, menirukan ucapan sang sopir.

Setelah satu hari, sambung Suganda, jemputan pun tak kunjung datang. Mereka panik bukan kepalang. Pasalnya, semua paspor dibawa sang penunjuk jalan. “Paspor kami semua dibawa mereka. Kami juga tak punya uang sedikitpun. Kami pun langsung mencari perkampungan terdekat,” ucapnya.

Keesokan harinya, mereka berjalan kaki menyusuri jalan. Akhirnya mereka sampai di perkampungan. “Kami ketemu orang sana dan kami bilang, kami telah ditipu. Baju kami pun dijual untuk biaya makan. Dari info orang itu, kami pun langsung berjalan kaki lagi menuju kota di Miri. Kami sampai di kantor Polisi Malasysia. Kami terus terang sama polisi, kami ditipu. Akhirnya kami pun menginap di kantor Polisi itu. Hampir satu bulan lah,” kata Suganda.

Rambut digunduli

Sebagai tanda orang baru memasuki Malaysia, kata Suganda, rambut mereka digunduli. “Rambut kami digunduli polisi Malaysia. Katanya sih sebagai tanda sebagai orang baru datang di Malaysia,” ucapnya.

Setelah menjalani pemeriksaan sebulan di kantor polisi Miri Malaysia, mereka pun akhirnya diantar oleh polisi Malaysia ke perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.

“Dari situ kami langsung dititip ke Imigrasi Entikong. Setelah dari Imigrasi, kami diserahkan ke kantor Polisi Sektor Entikong. Dari sana kami diantar pakai mobil menuju Pontianak. Dan akhirnya kami ini diserahkan lagi ke Dinsos Provinsi Kalimantan Barat pada kamis kemarin, sekitar jam 1 dini hari,” kata Suganda.

Kaeron, korban penipuan lainnya menceritakan, ia pergi ke Malaysia untuk memperbaiki rumah dan mengkhitankan anak laki-lakinya. Harapan mendapat uang banyak pun hanya tinggal cerita saja. Saat ini ia hanya bisa melamun larut dalam kesedihan.

“Saya sudah susah payah pinjam uang Rp5 juta ke tetangga dan keluarga untuk kerja di Malaysia. Tak tahunya malah ditipu. Benar-benar nggak nyangka akan seperti ini,” kata Kaeron. “Untungnya kami tidak disiksa Polisi Malaysia karena kami semua tidak ada paspor. Identitas kami diambil penipu,” kata Kaeron.

Sambil menunggu kabar pulang, kata Kaeron, mereka tinggal di Dinsos Pemprov Kalbar. “Sekarang kami merasa tenang karena sudah berada di Indonesia,” kata Kaeron. “Walaupun harus menunggu, setidaknya kami sudah dekat dengan kampung halaman kami. Mudah-mudahan secepatnya bisa pulang ke Indramayu,” harap Kaeron. (umi)

sumber : vivanews

4 WN Malaysia Selundupkan 20 Kg Sabu & 110 Ribu Butir Ekstasi di Priok


Jakarta - Aparat Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri kembali menangkap sindikat narkotika jaringan internasional. Kali ini, empat WN Malaysia ditangkap di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara karena menyelundupkan sabu dan ekstasi.

Direktur IV TP Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigjen Arman Depari saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut.

"Dari empat tersangka, kita menyita 20 kilogram sabu dan 110 ribu butir ekstasi," kata Arman saat dihubungi detikcom, Minggu (22/1/2012).

Arman mengatakan, keempat tersangka ditangkap sekitar pukul 09.30 WIB tadi ketika tiba di Terminal Nusantara 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Empat tersangka datang dari Malaysia melalui perairan Batam.

"Dari Batam mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta dengan menggunakan kapal KM Sirimao," imbuh Arman.

Arman menjelaskan, penangkapan tersebut bermula dari informasi masyarakat. Setelah diselidiki, informasi tersebut ternyata benar, sehingga petugas langsung melakukan penangkapan keempat tersangka.

Dari penangkapan tersebut, polisi kemudian mengembangkan kasusnya. Dua tersangka lain dari jaringan tersebut berhasil ditangkap di Teluk Gong, Jakarta Utara dan Tanjung Duren, Jakarta Barat.

"Jumlah total tersangka ada 6 orang terdiri dari 5 pria dan 1 wanita. Seluruh jaringan teridentifikasi," pungkasnya.

Saat ini, petugas masih mendalami penangkapan tersebut. Keenam tersangka kini ditahan di Mabes Polri untuk pemeriksaan intensif.

sumber : detik

Dilarang Kencing, TKI Sakit Infeksi Saluran Kemih


Endang Susilawati (19) masih terbaring lemah. Ia kini masih mendapat perawatan di RSI Siti Khadijah Palembang lantaran penyakit infeksi saluran kantung kemih yang di deritanya sejak pulang dari Selangor, Malaysia.

Endang ketika ditemui Sripoku.com (Grup Tribunnews.com) di ruang 10 RSI Siti Khadijah Palembang menuturkan, ia berangkat sebagai TKI pada tanggal 18 Februari 2010 lalu melalui PT Citra Karya Sejati secara legal.

Sesampainya di Malaysia, ia bekerja di suatu perusahaan besar yang membuat komponen-komponen handphone.

"Bekerja selama delapan jam, ada dua kali istirahat pukul 10.00 dan 03.00. Tetapi bila dalam waktu bekerja, bila mau buang air baik kecil ataupun besar itu tidak diperbolehkan jadi harus ditahan hingga waktu istirahat," ujarnya
pelan, Kamis (19/1/2012).

Karena sering menahan kencing saat bekerja, akhirnya beberapa kali Endang harus dirawat di rumah sakit sekitar.
Pilunya lagi ketika dirawat di rumah sakit, Endang harus membayar biaya berobatnya sendiri karena ditelantarkan agennya yang berada di Selangor.

Hingga akhirnya Endang memutuskan untuk kembali secara paksa meski kontraknya belum selesai dengan cara meminta bantuan kepada keluarganya yang berada di Desa Sumur, Kecamatan Keramba Kuang, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

Pihak keluarga yang menerima berita tersebut langsung mengambil langkah untuk memulangkan Endang dengan bantuan BP3TKI Sumsel.

Dari agennya yang berada di Palembang, Endang hanya dipulangkan dari Selangor dan diturunkan di Batam. Sisanya dari Batam ke Palembang, Endang harus pulang dengan biaya sendiri.

"Kami sangat menyesalkan apa yang dilakukan pihak agen yang menyalurkan Endang, karena tidak adanya perhatian kepada Endang. Saat pulang Endang tak bisa apa-apa, makan dan minum pun harus disuapi," ungkap Kenedi kakak kandung Endang.

Dia juga menambahkan, bila dari perusahaan yang memberangkatkan Endang tidak ada pertanggung jawaban, maka keluarganya akan menuntut baik perusahaan yang ada di Palembang maupun di Selangor Malaysia.

sumber : tribunews

Anwar Ibrahim

Anwar Ibrahim
saat ini generasi muda Malaysia hanya mengenal Indonesia dari TKI dan lagu “rasa sayange” yang diributkan. Mereka kurang mengenal tokoh pemikir Indonesia seperti Mohammad Natsir dan Buya Hamka. dengan kata lain pemuda malaysia tidak tau apa - apa tentang indonesia mereka buta sejarah indonesia.

Pengunjung Online

Statistik Pengunjung

website hit counter

Tukar Link

dari Bung Admin

jangan hanya ada kejadian TKI kita ingin di penggal lehernya,dihukum pancung,disiksa,dan diperkosa kita baru menyadarinya, tapi pemerintah kita harus melek dan berbuat sebelum semua itu terjadi. negara indonesia harus serius dalam menangani masalah TKI indonesia. karena ini menyangkut masalah nyawa, tenaga dan harga diri indonesia dimata dunia khususnya dinegara malaysia dan arab saudi yang sudah menjadi langganan masalah dalam hal TKI.

efek dari sulitnya lapangan kerja di indonesia, dan minimnya peluang kerja bagi rakyat miskin membuat rasa tidak percaya rakyat indonesia terhadap pemerintahnya, hal inilah yang mendorong, memicu bagi segelintir warga indonesia untuk hijrah mencari rejeki dinegara lain.

apakah hal ini salah? atau siapa yang harus disalahkan, pemerintah atau rakyatnya?

Alasan Benci Malaysia

Kenapa Orang Indonesia benci malaysia?
mau tau alasanya?

masukan kata sesuka anda.

Dari Bung Admin

akibat kebodohan generasi muda malaysia, sehingga
pemuda - pemuda malaysia tidak mampu menyebut
kata indonesia.

Perlu saya luruskan bahwa, menyebut kata indonesia
bukan indon, tapi INDONESIA.
untuk itu pemuda - pemuda malaysia
harus banyak belajar lagi. dan jangan mau di bilang
pemuda bodoh dan tak berpendidikan.

Pengikut