Pergi ke negeri jiran demi mendapatkan uang banyak, namun justru derita yang dialami Nuraeni, tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Selebung Ketangga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.
Sambil meneteskan air mata, ia bercerita mengenai penganiayaan yang dialaminya selama bekerja di Malaysia. Wanita berusia tiga puluh tiga tahun itu bekerja di Sibu Sarawak Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.
“Tangan saya, kaki saya dipukuli pakai sapu lidi. Ini muka saya juga ditampar, sampai memar biru oleh majikan saya di Malaysia. Saya berharap dapat uang banyak kerja di Malaysia. Malahan derita saya dapatkan,” tutur Nuraeni, kepada VIVAnews.com, Jumat 23 Desember 2011, di Pontianak.
Tak hanya disiksa, kata Nuraeni, ia juga mengaku tidak digaji oleh sang majikan selama satu tahun. “Awalnya saya dijanjikan oleh agen di Jakarta digaji satu bulan 450 RM. Tetapi setelah saya bekerja, gaji itu tidak ada sama sekali. Yang ada hanya disiksa dan siksa aja, kata Nuraeni.
Ia pergi ke Malaysia karena iming-iming tawaran kerja nyaman di Malaysia. Ia susah payah meminjam kepada tengganya sebesar Rp2 juta untuk pembuatan paspor dan biaya perjalanan. “Waktu itu sih, janjinya kerja enak, digaji full tanpa potongan apapun."
Untuk pulang ke Indonesia, ia kabur dari majikannya pada Minggu 18 Desember 2011. Ketika itu ia harus berjalan kaki sejauh 10 kilo meter untuk sampai di sebuah terminal di Sibu Sarawak Malaysia.
Beruntung ketika itu ada seseorang yang iba melihatnya. Maka iapun dititipkan ke sebuah bus menuju Entikong Kabupaten Sanngau, Kalbar. Pada 19 Desember 2011 ia sampai di Entikong dan langsung dinaikkan ke bus yang hendak menuju Kota Pontianak.
“Minggu malam saya pergi dari Malaysia. Saya sudah nggak tahan lagi disiksa terus menerus oleh dua majikan saya. Makanya saya kabur. Saya berjalan kaki sejauh 10 kilometer. Saya gak punya apa-apa lagi, saya hanya bawa baju tiga stel saja. Semua identitas saya ditahan oleh majikan saya di Malaysia, nggak tahu juga alasan apa menahan paspor saya,” kata Nuraeni.
Saat ini, Nuraeni sudah berada di Pontianak. Ia sempat terdampar selama empat hari lamanya di Pelabuhan Dwi Kora Kota Pontianak. Ia menginap di sebuah rumah makan di pelabuhan itu. “Alhamdulilah masih ada orang yang baik kepada saya. Selama empat hari saya terlunta – lunta di pelabuhan. Lalu, ada seseorang yang kasihan kepada saya. Saya benar-benar berterimakasih banyak orang yang menolong saya, “kata Nuraeni, sesenggukan.
Empat hari tinggal di rumah makan, suatu hari ada orang yang merasa iba. Ia diantar ke polisi. “Tadi saya sudah laporan kejadian yang menimpa saya ini ke Polisi. Nah, setelah saya membuat laporan itu, saya dibawa ke Dinas Sosial Pemprov Kalbar. Saya mendapat kabar juga, bahwa hari ini juga saya dipulangkan ke daerah saya."
Sementara itu, Agustini, Staf Dinsos Pemprov Kalimantan Barat yang menangani TKI mengakui, Nuraeni mengaku sering dianiya oleh dua majikannya di Malaysia, sampai mengalami depresi berat.
Dari bekas luka di tangan dan kaki Nuraeni, ia diduga kerap mendapat siksaan. "Kami akan segera memulangkan Nuraeni hari ini juga,” kata Agustini.
Sumber : vivanews
Catatan : “Tangan saya, kaki saya dipukuli pakai sapu lidi. Ini muka saya juga ditampar, sampai memar biru oleh majikan saya di Malaysia. Saya berharap dapat uang banyak kerja di Malaysia. Malahan derita saya dapatkan,” tutur Nuraeni, kepada VIVAnews.com, Jumat 23 Desember 2011, di Pontianak.
lagi - lagi malaysia selalu berbuat hal yang sama, sampai kapapun malaysia tidak pernah merubah sikapnya yang selalu menyiksa TKW dari indonesia, kalau sudah watak memang susah malaysia memang pantas dijuluki negara sampah! suka menyiksa TKI indonesia.
ini adalah fakta nyata yang tak pernah kunjung usai, apapun rencana pemerintah dalam menyelesaikan masalah TKI yang berada dimalaysia, tetap saja hasilnya nihil, karena ibarat kata malaysia bagai kebo dungkul, dablek, mau se enaknya sendiri memperlakukan TKI indonesia dan ini sangat merugikan TKI indonesia. cobalah tengok wahai malaysia macam mana negaramu ini????
0 komentar:
Posting Komentar
kasih pendapat anda,