MALINGSIA ibarat VIRUS, dia telah menggerogoti wilayah kita indonesia. blog dan web yang menghina kesatuan indonesia kini bertebaran di dunia maya. itu bukan penghormatan, melainkan penghinaan besar terhadap negara kita indonesia. apa kesan anda setelah membaca dan melihat semua itu? pasti sakit, kecewa, dan terasa terinjak - injak harga diri kita. apa lagi saudara kita yang pernah tersiksa di sana, sudah pasti menimbulkan luka yang sangat dalam. apakah kita cuma tinggal diam melihat semua itu? sudah barang tentu tidak!!!untuk itu sudah saatnya kita bangkit, sudah saatnya kita sadar, sudah saatnya kita peduli terhadap bangsa kita sendiri yaitu indonesia. kalo bukan kita, siapa lagi? mari kita perangi bersama untuk malingsia yang suka menghina dan menyakiti saudara kita. !
KUALA LUMPUR 16 Jan. – Adat, budaya, bahasa, agama dan gaya hidup yang tidak jauh berbeza antara sebab Malaysia menjadi pilihan pembantu rumah Indonesia berbanding negara-negara lain.
Keadaan ini sekali gus menghilangkan ‘ketakutan’ mereka untuk berada jauh daripada keluarga yang ditinggalkan jauh beribu-ribu batu.
Lebih menarik minat mereka untuk menetap lama di Malaysia ialah sikap kebanyakan majikan yang menganggap mereka sebagai sebahagian daripada ahli keluarga masing-masing.
Ini terbukti menerusi tinjauan dilakukan apabila mendapati, ciri-ciri hampir sama menyebabkan pembantu rumah negara negara itu menganggap Malaysia sebagai rumah kedua mereka.
Hakikatnya rata-rata pembantu rumah rakyat Indonesia lebih rela memilih Malaysia untuk meneruskan kelangsungan hidup berbanding negara-negara lain seperti Arab Saudi, Hong Kong atau Singapura.
‘‘Malaysia bukan sahaja tempat cari rezeki tetapi juga dianggap sebagai rumah kedua kami,” kata Marini Mohd. Hassan, 33, di sini, baru-baru ini.
Menurut Marini, Malaysia bukanlah sebuah negara ‘kejam’ seperti yang digambarkan oleh media-media di Indonesia.
Malah jelas anak kelahiran Sumatera Utara ini jika dibandingkan dengan negara-negara lain, negara ini boleh dikatakan yang ‘terbaik’ dalam melayan pembantu-pembantu rumah mereka.
Seorang lagi pembantu rumah, Jenab Abdul Rahman, 45, apa yang didengarinya tidak sama dengan situasi sebenar berada di negara ini.
‘‘Memang ada orang cakap majikan di sini suka seksa pembantu rumah. Walaupun anak-anak bimbang, saya tak takut untuk mencuba sendiri.
‘‘Ternyata apa yang dicakap dan yang sebenarnya berlaku tidak sama. Saya rasa selamat tinggal bersama majikan di sini,” katanya.
Rakannya, Siti Aminah Mohamad, 53, berkata, dia telah beberapa kali pulang ke kampung tetapi datang semula ke negara ini untuk bekerja.
‘‘Pertama kali saya datang ialah pada tahun 1987 (24 tahun lalu). Ketika itu saya bekerja dengan majikan keturunan Cina di Batu Pahat.
‘‘Saya sempat bekerja selama setahun sebelum bekerja kilang selama lima tahun. Selepas itu saya pulang ke kampung sebelum datang semula ke Malaysia untuk bekerja dengan majikan Melayu di Kelantan,” katanya.
Selepas dua tahun di Kelantan, Siti Aminah mengikuti majikannya berpindah ke Datuk Keramat dan sekarang bersama majikan baru di Bangsar.
Katanya walaupun, penghijrahannya ke Malaysia pada mulanya adalah kerana ditipu oleh ejen, namun dia bersyukur dengan kesilapan tersebut.
‘‘Saya tidak pernah menyesal berada di negara ini. Nasib baik tidak dihantar ke Arab Saudi, tempat yang sepatutnya saya pergi,” katanya.
Sementara itu, ibu kepada empat anak, Nina Juman Safie, 53, pula memberitahu, walaupun sedikit bimbang dengan situasi yang digembar-gemburkan, dia terpaksa memberanikan diri demi mencari rezeki.
‘‘Anak-anak pada mulanya tidak menggalakkan saya ke sini tetapi oleh sebab kami memerlukan wang, saya hanya serah kepada takdir,” katanya.
sumber : utusan.com.my
catatan : Sebenarnya ini bukan pengakuan pembantu rumah tangga indonesia , tapi ini adalah pengakuan seorang wartawan malaysia yang takut mengatakan kebenaran. di malaysia wartawan sangat pengecut dalam mengungkap kebenaran, biasanya dia akan menulis yang baik2 saja tentang negaranya. sebab kalau sampai dia berani menulis kebobrokan negaranya maka dengan cepat badan sensor malaysia akan langsung menegur surat kabar tersebut. artinya apa? wartawan indonesia telah berhasil memporak porandakan kebobrokan negara malaysia dengan menuliskan berita - berita yang benar tentang nasib TKI kita di malaysia.
sebenarnya negara malaysia juga harus berterima kasih dengan indonesia, dengan di tulisnya berita-berita yang menimpa nasib TKI kita yang di siksa dan dianiaya disana, dia ( malaysia ) jadi tahu dan bisa mengoreksi diri bahwa rusaknya citra malaysia dimata dunia akibat warganya sendiri atau rakyatnya sendiri yang dengan kejam menyiksa dan menyakiti TKI kita indonesia. apa dia pikir TKI kita adalah sapi perah dan binatang yang se enaknya dia siksa dan tendang begitu saja? jangan salah bung! (malaysia), indonesia bisa saja berbalik 180 derajat membalas aksi bodoh kalian ( orang malaysia yang menyiksa TKI indonesia ) asal mau. tapi tidak, bukan begitu caranya dalam memperlakukan sesama mahluk hidup, indonesia lebih beradab dalam memperlakukan tamu asing, itulah perbedaanya antara indonesia dan malaysia.
singkat kata, malaysia memang tak kejam, tapi faktnya dari tahun ketahun selalu ada saja TKI kita yang mati dan di siksa disana. apa itu namanya bukan kejam? silahkan koreksi sendiri wahai malon!
sumber : http://situslakalaka.blogspot.com
catatan : Entah hoax atau tidak, yang jelas kejadian ini masih belum seberapa jika di bandingkan dengan siksaan para majikan tolol yang berada di malaysia. nasib TKI di malaysia lebih gila akibat siksaan yang benar2 tidak berprikemanusiaan. rata-rata TKI yang pernah di siksa disana mempunyai cedera dan trauma yang tidak bisa dilupakan sepanjang hidupnya. jadi jelas orang - orang malaysia yang telah menyiksa TKI indonesia merupakan gambaran dan cermin negara tersebut negara primitif dan berwatak binatang. "ya terserah anda, anda boleh menyebut nama binatang itu anjing, babi, monyet atau apalah yang jelas semuanya memang terasa cocok untuk negara malingsia!." hehe..